Percakapan tentang Cita-cita | آمالنا
Foto XI PK MAN 3 Padang
الْمُدَرِّسُ : بَعْدَ الدِّرَاسَةِ, مَاذَا تُرِيْدُ أنْ تَكُوْنَ فِي
الْمُسْتَقْبَلِ؟ هَلْ فَكَّرْتَ يَا شَرِيْف فِي مِهْنَةِ الطِّبِّ؟
Guru : setelah kamu lulus sekolah, kamu bercita-cita menjadi apa di masa
yang akan datang? apakah kamu berfikir untuk bekerja di bidang
kedokteran wahai syarif?
شَرِيْف : لَا أَظُنُّ يَا أُسْتَاذ, فَأَنَا لَا أُحِبُّ الْمَرَضَ وَلَا
الْمُسْتَشْفَيَات, أَتَمَنَّى أَنْ أُصْبِحَ مُهَنْدِسًا لِأَبْنِيَ
الْبُيُوْتَ وَالْعِمَارَات.
Syarif : saya rasa tidak demikian pak guru, karena saya tidak suka
penyakit dan juga tidak suka rumah sakit, saya bercita-cita untuk
menjadi insinyur agar saya bisa membangun rumah-rumah dan gedung-gedung.
الْمُدَرِّسُ : وَ أَنْتَ يَا أَيْمَن؟
Guru : dan kamu wahai aiman?
أَيْمَن : أُحِبُّ أَنْ أُكْمِلَ دِرَاسَتِي فِي جَامِعَةٍ دِيْنِيَّةٍ, لِأُصْبِحَ دَاعِيَةً لِلْإِسْلَامِ.
Aiman : saya ingin melanjutkan pendidikan saya di universitas islam agar saya bisa menjadi seorang da’i islam.
الْمُدَرِّسُ : وَأَنْتَ يَاخَلِيْل, مَارَأْيُكَ فِي أَنْ تُصْبِحَ مُحَامِيًا؟ فَأَنْتَ مَاهِرٌ فِي الْخِطَابَةِ.
Guru : dan kamu wahai kholiil, apa pendapatmu untuk menjadi seorang pengacara?
خَلِيْل : أُفَضِّلُ الصِّحَافَةَ, فَأَنَا أُحِبُّ الْكِتَابَةَ
وَأَتَمَنَّى أَنْ أُصْبِحَ صَحَفِيًّا لِأَكْتُبَ فِي مُشْكِلَاتِ
الْمُجْتَمَعِ.
Kholil : saya lebih menyukai jurnalistik, karena saya suka menulis dan
bercita-cita menjadi seorang wartawan untuk meliput permasalahan publik.
الْمُدَرِّسُ : وَ أَنْتَ يَا فَرِيْد, مَاذَا تَخْتَارُ؟
Guru : da kamu wahai farid, apa yang kamu pilih?
فَرِيْد : أُحِبُّ أَنْ أَكُوْنَ لَاعِبًا مَشْهُوْرًا فِي كُرَةِ
الْقَدَمِ, يَتَحَدَّثُ عَنِّي النَّاسُ, وَتَكْتُبُ عَنَّي الصًّحُفُ.
Farid : saya ingin menjadi pemain sepak bola yang tersohor yang mana
banyak orang yang membicarakan tentang saya dan Koran-koran meliput
tentang saya.
الْمُدَرِّسُ :عَجَبًا, لَمْ يُفَكِّرْ أَحَدٌ مِنْكُمْ فِي مِهْنَةِ التَّعْلِيْمِ.
Guru : sungguh aneh, tidak ada seorang pun dari kalian yang berfikir untuk menjadi guru.
التَّلَامِيْذ : التَّعْلِيْم !! لَا يَا أُسْتَاذ.... إِنَّهَا مِهْنَةٌ شَاقَّةٌ.
Murid-murid : mengajar ( menjadi guru)!! tidak wahai pak guru… karena itu adalah pekerjaan yang sulit.
Komentar
Posting Komentar