Tugas Fiqih Lughah 3 | Pasca IAIN IB - karakteristik Bahasa dan Sumber Kehujjahannya



Nama                          : Eri gusnedi
NIM                           : 088121723
 Tugas                         : Fiqh Lughah
Pertemuan Ke -         : 

KARAKTERISTIK BAHASA DAN SUMBER-SUMBER KEHUJJAHANNYA

Ulama bahasa klasik berpendapat bahwa “karakteristik itu adalah bentuk keturunan dan genetic atau dengan maksud lain bahwa bahasa arab ini tidak mungkin di babawah control masyarakat non arab. Seperti  tidak mungkinnya masyarakat non arab mengokohkan bahasa arab. Seakan-akan mereka menggambarkan bahwa itu adalah sesuau yang penting, bagaikan ibu yang menyusui anaknya, seakan akan intuitif ini dekat dengan bangunan yang terdiri dari pasir, kerikil dan semen.
Dan karakteristik menurut ulama bahasa kontemporer bahwa tidak hanya tersedia oleh satu tingkatan ddari beberapa tingkatan kokohnya bahasa, yang didalamnya hampir setiap penutur mengingatkan dengan keistimewaan  bahasanya, baik itu dari aspek bunyi, dan pembentukan bunyi, dan struktur kalimat. Yang menjadikannya dengan bentuk yang komplit, tanpa memandang aspek-aspek ini, bahkan muncul tanpa beban dan kesengajaan, sesuai dengan apa yang mereka dengar diwaktu kecil. Dari lingkungan sekitarnya, dan apa yang telah dilewatinya. Sesungguhnya seseorang memulai kehidupannya dengan mengikuti bahasa bapak dan ibunya, yang di iringi dengan kemudahan dan kesulitan dalam mengikuti dan melewati tingkatan tingkatan yang banyak, sebelum sampai pada yang dinamakan dengan karakteristik selanjutnya, dengan kata lain usaha bahasa ini dimulai dengan mengikuti dan banyak latihan, tidak akan terungkap ungkapan kecuali dengan ungkapan ahlinya, dan sebelum menguasainya: yang mengungkapkan dengan karakteristik aslinya, dan tidak ada genetic dalam karakteristik bahasa,  dan sesunguhnya seluruh perkara ini adalah taruhan dengan  usaha, mengikuti dan latihan, dan  sesuai dengan yang digambarkan oleh lingkungan, maka bahasa ini adalah milik orang yang mempelajarinya, tidak dipengarui oleh keturunan atau genetiknya. Anak-anak yang dilahirkan oleh keddua orangtua yang berbangsa mesir kemudian dia tumbuh besar di ingris jauh dari kedua orangtuanya maka dia tumbuh dan berkembang seperti masyarakat ingris adanya, Dan ini karakteristik bahasa menurut ulama bahasa kontemporer, sesuatu yang sangat berbeda dan bertentangan dengan pandangan ulama bahasa klasik yang menyangka bahwa, ketika mereka mempertautkan bahasa dengan masyarakat pedalamn atau keturunan arab tanpa yang lain, karna mereka tidak menggambarkan masyarakat asing yang menguatkan bahasa arab seperti anak-anak arab yang kokoh mempertahankan bahasanya dengan sungguh atau berpaling seiring zaman,
Telah dipahami dari pendapat ulama bahasa terdahulu, seperti  pendapat Ibnu Khaldun : Ketahuilah sesungguhnya seluruh bahasa itu adalah pabrik yang memproduksiyaitu produksi lisan untuk mengungkapkan  ungkapan yang bermakna, keindahannya dan keistimewaannya disebabkan oleh kesempurnaan dan kkurangannya, dan kesempurnaan ini tidak sampai melainkan dengan pembiasaan, karna perbuatan itu terjadi di awal dan menjadikannya bagian dari sifat kemudian berulang dan menjadi sebuah tingkah laku, dan tingkah laku ini adalah sifat yang tidak terdalam, kemudian dibiasakan dan jadilah dia kebiasaan yaitu sifat yang menjiwa.
Dan ulama bahasa klasik berpendapat, sesungguhnya bahasa arab itu adalah berlaku dikalangan arab saja, dan mereka mengambiil bahasa ini dari masyarakat arab, hingga anak-anak, orang gila dan wanita, akan tetapi mereka dengan yakinnya mengatakan, mereka ingat dengan wujud tingkatan yang bermacam-macam dalam bahasa, dan berdialog tentang kefashihan dan yang paling fasih dan sedikit fashahah, menolak dan mencela, jarang, liar dan asing, langka. Dan ukuran yang menjadi standar secara mendalam adalah banyak perbandingan dalam kamus-kamus idiom seperti : bahasa yang tinggi tanpa alas an yang jelas untuk ketetapan ini.

Hal 97

Kamisering bertemufrasesamarseperti kamus, bahasatanpabugAgungjelasketentuan ini
Dan ketikaapa yang dimulaiveteranArabahli bahasa, mengidentifikasibahasa, denganambiguitasmereka, جدناهمkriteria tersebutdibagi menjadi beberapa bagianQuranAlcreo, danAlagditSharif, rambut, dan menyebarkanorang-orang Arab..
TapiAl-Quranmengatakan bahwa semuanovelnyafasih,bahkan yanganeh,bahkan jika itutidak diukur, ini adalah anakmengatakanmembungkuktujuan kitauntukmelihat wajahkekuatanapa yang sekarang disebutanomali, dan iaThumperdalam kesehatanAlroaaahibjerankh, diambil dariditunjukbatas waktuarenaArab, katanya Baghdadi, Ezznamanyadiungkapkan, bicara danmengatakan kepadanya, dandapat disebutAmtwaatramenyimpang, danbuludan mengatakanbukudan menyatakanargumenterkuatrambut.
.DanBicaraVerwdonpengambilandalam kutipanuntuk beberapa masalah, dengan alasan bahwa ia telah membiarkannovel, dalam artibukan kata, karena beberapadan diaCanomestizo.
Dan ini adalahalasan yang lumpuh, tentu saja,perawitinggal diobrolankeprotes. Bahkan jika kitamenganggapkontroversi, mereka menceritakanrasapercakapan, صاغوهاkata-kata merekasendiri, mereka adalahorang-orang yangberdebatdalam bahasa mereka sendiri.
Mungkinalasan sebenarnyabeberapatata bahasa, restoran, untuk menjadi martirberbicara, ايثارهمjauh dari rumahturunkaki, namunprevalensisituasi dimodern, diawal Abad Pertengahan, dan banyakmenuduhbeberapa orang untuk beberapa, Zdaini.



Hal. 99-100
Bahasa ini sudah di ceritakan dari suku (Balhats bin Ka'b), Seperti yang telah diceritakan oleh orang-orang bashrah dari  suku Tabi, sebagia ahli nahu berpendapat bahasa ini dari suku Azad Syanuah, Asal usul bahasa Semit, bahwa tindakan diperlakukan dalam bahasa: (Oklona al-baraaghits), dan bertahan di keturunan Arab, Contoh dialek yang berbeda, Ada juga beberapa contoh, dalam alhquran dan hadis yang mulia dan dalam syair
Diantara yang terdapat dalam alquraan adalah firma Allah :
وأسروا النجوى الذين ظلموا 
ثم عموا وصمّوا كثير منهم
Diantara yang terdapat dalah hadis:
قوله ص.م: يعتزلن الحيض المصلى,
Sabda Nabi SAW: Terpisah orang haid dari tempat shalat
وقوله: ما اغبرّتا قدما عبد في سبيل الله.
Sabda Nabi SAW: keduanya melumuri tumit
Diantara yang terdapat dalam syi’ir:
قول عمرو بن ملقط الطائي الجاهلى:
Perkataan Amr ibn al-Tai al-jahiliy
ألفيتا عيناك عند القفا # أولى فأولى لك ذا واقية

وقول أحيحة بن الجلاح:
Dan perkataan Uhaihah bin al-jallah:
يلومونني في اشتراء النخيل # أهلي فكلهم يعذل


Dan kata majnun laila :
Dan kalau mereka , jin dan manusia seluruhnya mengelilingiku
            Agar mereka melarangku bahwa…………..
Dan kata ibnu qais :
 تولنى قتال المرقين بنفسه
                                    وقد أسلماه مبعد و حميم
Kenyataan ini  adalah yang tersiar  pada percakapan kita dalam berbagai dialek bahasa Arab modern seperti  ظلمونى الناس   . Alhariri menjadikan itu termasuk kesalahan  yang umum.  Asysyahab  alkhafaji menolaknya, dan dia mengatakan ini adalah suatu bahasa kaum dari orang Arab. Mereka menjadikan alif dan waw dua huruf tanda tatsniyah dan jama’dan sebagai Fa’il untuk isim zahir. Dan ddikenal dkalangan ahli nahu dengan bahasa أكلوني البراغيث  , karena ini adalah contoh yang mermasyhur dari bahasa thi’. Zamakhsyari berkata : ini berlaku dalam ayat-ayat al-Quran, hadits dan kalam fusha dengan jumlah yang banyak.
Ibnu malik dan Imam Ridha mengambil bukti dengan hadits. Imam Ridha menambah berihtijaj dengan kalam ahlul bait.
Ulama mutaakhkhirin seperti Imam Syayuthi (w. 590 H) membagi hadits kepada 2 bagi:
1.     Meyakini bahwa yang dimaksud ditujukan kepada lafaz-lafaznya untuk tujuan tertentu seperti hadits-hadits yang menjelaskan kefashan nabi...

Hal.101-102
Dan diantara ulama di zaman modern, misalnya imam al-Syatibi (w. tahun 590 H) diantara segi pembicaraannya dibagi kepada dua ; bagian yang memperhatikan kepada lafaz  untuk tujuan yang khusus, seperti hadis yang bertujuan menjelaskan kefasihannya nabi shallallahu alaihi wasalam, seperti yang dalam kitab hamdan dan kitabnya al-wail bin hujr, dan contoh-contoh hadis nabi, dan ini perlu disahkan dengan pembuktian dari arab. Kemudian bagian yang kedua yaitu yang memusatkan perhatiannya kepada makna. Dan al-Syatibi berpendapat bahwa itu tidak syah dijadikan pembuktian secara mutlak.
Ini dinisbhakan kepada al-Qur’an dan hadis, dan adapun yang dinisbahkan kepada syair, maka para ahli bahasa yaitu para ahli syair dibagi atas empat bagian :
1.     Fase jahili, seperti Zuhair, Amru bin Kaltsum
2.     Fase muhadramin, yaitu mereka yang menyaksikan jahili dan islam, seperti Al-Khansai, Hisan bin Tsabit, Ka’ab bin Zuhair.
3.     Fase islamiyin seperti Jarir, farzadaq, dan Al-Akhtal
4.     Fase al-muwalidin, atau modern, yang dimulai pada masa dinasti Abbas seperti yasar bin barad, dan abi nawas.  
Dan ulama bahasa arab telah sepakat terhadap fase syu’ara yang fase dua pertama yang utuh pada sayir mereka. Adapun fase yang ketiga ahli bahasa mengagungkan dan berpendapat boleh mengambil pendapat dari fase ini dan bisa dijadikan hujjah. Dan adapun fase keempat para ahli bahasa menolak untuk dijadikan hujjah dari syairnya, dan zamakhsyari yang membolehkan yang demikian.
Al- bagdadi berkata bahwa dua fase yang pertama membuktikan syair mereka sebagi ijma’, dan adapun yang ketiga kebenaran pembuktiannya melalui perkataan mereka. Dan bahwasanya Abu Umar  bin al-‘ula, Abdullah bin Abi ishaq dan hasan basri dan Abdullah bin sibrimah menyalahkan Al-farzadaq, dan kammiyat, dan menyangkalnya dalam pemakaian biasanya.  Mereka mengambil yang jelas saja dan mereka kembali dari muwallidin karena mereka berada di zaman mereka.
Ibnu rasiq berkata : para penyair terdahulu mereka pembicara dizamannya dengan disandarkan kepada sebelumnya, dan abu umar berkata dan ini merupakan kelahiran yang baik sehingga ada riwayat syi’irnya, yakni syair jarir dan al-farzadaq yang melahirkan syairnya, dengan menyandarkannya kepada syair zaman jahiliyah dan muhadramin, dan tidak diambil syair kecuali syair yang mutaqaddimin atau terdahulu. Al-ashma’I berkata ada sepuluh  hujah yang perlu berdasarkan apa yang ada dalam islam.
Sebagimana yang dikatakan oleh ibnu Qutaibah, bahwa jarir, dan al-farzadaq, dan akhthol serta semisalnya, mereka kembali kepada golongan modern, dan adapun abu umar bin ‘ala menyatakan bahwa kebanyakan golongan muhadis ini adalah baik, sehingga diterima riwayatnya.
Adapun menurut murid al-Ashma’I mengatakan bahwa syair pada fase ini tidak begitu kuat  seperti kammiyat dan al-tharmah, dan diriwayatkan dari gurunya abi umar bin al’ala bahwa umar bin abi rabi’ah menjadikannya hujjah, ia berkata bahwa aku mendengar umar bin ‘ala  berkata bahwa nahu butuh kepada syair, dan ia berkata bahwa itu bisa diajdikan hujjah.
Dan adapun fase keempat itu benar bahwa ia tidak mutlaq diambil dari perkataan mereka saja, dan dikatakan bahwa pembuktian dengan perkataan dengan dasar yang kuat diantara meeka, dan zamakhsyari memilih dalam tafsir dan takwilnya dalam al-kasysaf, didapati dalam syair abi tamam, dan ia berkata apabila dari muhadis atau modern tidak dibuktikan dengan syairnya dari bahasa, dia dari ulama arab, maka dia menjadikan maka yang dikatakan dengan apa yang ada dalam riwayat,ketahuilah bahwa perkataan ulama : dalil dalil itu dipakai adalah dalil yang kuat periwayatannya.     

Hal. 107
Dan terkesan denganhal ini, bahwaHoelaAhli bahasadicampur dalammenempatkan merekahamburan, antarabahasa Arabklasik dandialek, kebingungan aneh. Dia mengatakanAluHatemSijistani, untuk pakaian, kepalasekolahKufahdalam tata bahasadan bahasa, dan pengetahuandicampur dengantanpa argumendan penyakit, namunkisahorang Baduidi atas meja, karena iaيلقنهمapa yang dia inginkan, dia mengatakanAbuZaidAnsari: memberi kamipakaianBasra, فلقىIsaHebrondan di tempat lain, dan mengambilsiapa banyakنحوا​​, kemudian datangke

Dandiketahui bahwapandangan-pandangan inisecara keseluruhan, adalah pandanganالبصريونyangberbeda dariAlkovindalam metodologi penelitian, dan mengukurditempatkanterutama untukmengambil semuaorang Arab, telah memilihالبصريونsukuAuthority, untuk mengambiluntuk mereka, dan meninggalkansegala sesuatu yang lain, dengan alasan korupsibahasa, gKanodisebutBahasainisuku, bahasaabnormal yangtidak berhasil. الكوفيون, mereka mendokumentasikansemua orang Arabsama, danmempersiapkan segala sesuatuyang datangViatdonargumen merekakesaksian

Dan sebenarnyatimOnclakeliru dalampandangannyaini, jika tujuannya adalahuntuk mengembangkanaturanbahasa standar, atau ferilain:bahasa sastraumum di antaraorang-orang Arabsemua, itubukanperbedaan antarabahasa dandialek, jelas dalambenakahli bahasa, di erasejarah, dan jelassepenuhnya, dansepotongdicariالبصريونAnda untuk mengambilsuku-suku tertentu, danpemahamannyaadalah untuk mencapaiتقعيدbahasa sastraumum, tetapi merekatidak membedakankarena mereka mengambilsemuasuku-suku ini, di antara merekabahasa umum, dan aksenbicara. Dari sinimunculkebingungan dangangguan, danRaúenahmAuulonsemuamenyimpangcontoh bagibasis mereka. Danjika tidakالكوفيونkurang beruntungdari mereka dalamgangguandan kebingungan, mereka mengambilbahasauntuk semuaorang Arab, dantidak membedakanantaraKmalkbahasa umum, dan aksenbicara

Hal. 105-106
Karakteristik bahasa dan sumber-sumber kehujjahannya
Ulama bahasa klasik berpendapat bahwa “karakteristik itu adalah bentuk keturunan dan genetic atau dengan maksud lain bahwa bahasa arab ini tidak mungkin di babawah control masyarakat non arab. Seperti  tidak mungkinnya masyarakat non arab mengokohkan bahasa arab. Seakan-akan mereka menggambarkan bahwa itu adalah sesuau yang penting, bagaikan ibu yang menyusui anaknya, seakan akan intuitif ini dekat dengan bangunan yang terdiri dari pasir, kerikil dan semen.
Dan karakteristik menurut ulama bahasa kontemporer bahwa tidak hanya tersedia oleh satu tingkatan ddari beberapa tingkatan kokohnya bahasa, yang didalamnya hampir setiap penutur mengingatkan dengan keistimewaan  bahasanya, baik itu dari aspek bunyi, dan pembentukan bunyi, dan struktur kalimat. Yang menjadikannya dengan bentuk yang komplit, tanpa memandang aspek-aspek ini, bahkan muncul tanpa beban dan kesengajaan, sesuai dengan apa yang mereka dengar diwaktu kecil. Dari lingkungan sekitarnya, dan apa yang telah dilewatinya. Sesungguhnya seseorang memulai kehidupannya dengan mengikuti bahasa bapak dan ibunya, yang di iringi dengan kemudahan dan kesulitan dalam mengikuti dan melewati tingkatan tingkatan yang banyak, sebelum sampai pada yang dinamakan dengan karakteristik selanjutnya, dengan kata lain usaha bahasa ini dimulai dengan mengikuti dan banyak latihan, tidak akan terungkap ungkapan kecuali dengan ungkapan ahlinya, dan sebelum menguasainya: yang mengungkapkan dengan karakteristik aslinya, dan tidak ada genetic dalam karakteristik bahasa,  dan sesunguhnya seluruh perkara ini adalah taruhan dengan  usaha, mengikuti dan latihan, dan  sesuai dengan yang digambarkan oleh lingkungan, maka bahasa ini adalah milik orang yang mempelajarinya, tidak dipengarui oleh keturunan atau genetiknya. Anak-anak yang dilahirkan oleh keddua orangtua yang berbangsa mesir kemudian dia tumbuh besar di ingris jauh dari kedua orangtuanya maka dia tumbuh dan berkembang seperti masyarakat ingris adanya, Dan ini karakteristik bahasa menurut ulama bahasa kontemporer, sesuatu yang sangat berbeda dan bertentangan dengan pandangan ulama bahasa klasik yang menyangka bahwa, ketika mereka mempertautkan bahasa dengan masyarakat pedalamn atau keturunan arab tanpa yang lain, karna mereka tidak menggambarkan masyarakat asing yang menguatkan bahasa arab seperti anak-anak arab yang kokoh mempertahankan bahasanya dengan sungguh atau berpaling seiring zaman,
Telah dipahami dari pendapat ulama bahasa terdahulu, seperti  pendapat Ibnu Khaldun : Ketahuilah sesungguhnya seluruh bahasa itu adalah pabrik yang memproduksiyaitu produksi lisan untuk mengungkapkan  ungkapan yang bermakna, keindahannya dan keistimewaannya disebabkan oleh kesempurnaan dan kkurangannya, dan kesempurnaan ini tidak sampai melainkan dengan pembiasaan, karna perbuatan itu terjadi di awal dan menjadikannya bagian dari sifat kemudian berulang dan menjadi sebuah tingkah laku, dan tingkah laku ini adalah sifat yang tidak terdalam, kemudian dibiasakan dan jadilah dia kebiasaan yaitu sifat yang menjiwa.
Dan ulama bahasa klasik berpendapat, sesungguhnya bahasa arab itu adalah berlaku dikalangan arab saja, dan mereka mengambiil bahasa ini dari masyarakat arab, hingga anak-anak, orang gila dan wanita, akan tetapi mereka dengan yakinnya mengatakan, mereka ingat dengan wujud tingkatan yang bermacam-macam dalam bahasa, dan berdialog tentang kefashihan dan yang paling fasih dan sedikit fashahah, menolak dan mencela, jarang, liar dan asing, langka. Dan ukuran yang menjadi standar secara mendalam adalah banyak perbandingan dalam kamus-kamus idiom seperti : bahasa yang tinggi tanpa alas an yang jelas untuk ketetapan ini.

Komentar

Postingan Populer