Kajian Tasawuf | catatan harian Kuliyah
Kajian Tasawuf
1.
Inti dari persoalan Tasawuf
adalah penyucian diri
2.
Konsep/upaya penyucian diri
tersebut tujuannya supaya bisa bertemu dengan Tuhan dan masing-masing sufi
berbeda konsep/upaya yang dilakukan
3.
Batasan akhir dari
pengembaraan seorang sufi adalah
penyatuan diri dengan Tuhan
liran/tokoh
|
Puncak dari Penyucian diri adalah Penyatuan dengan Tuhan
|
Inti dari persoalan Tasawuf
adalah penyucian diri
|
Konsep Penyatuan dengan Tuhan
|
Upaya untuk penyucian diri
|
|
Rabi’ah al-adawiyah
|
Ø
Al-Hub al-ilahi
Cinta yang
sempurna adalah cintanya seseorang yang hanyut dalam ketiadaan dan hilang
diri (fana’) dan menyatukan diri dengan tuhan dan menjadi milik-nya
|
Pengalaman rohani rabi’ah dalam menggapai al-hub
al-ilahi
1. Bangun di waktu malam
2. Tidak menikah seumur hidup
3. Meningkatkan kesucian jiwa
|
Dzunnun al-Misri
|
Ø
Ma’rifah
Berarti
pengetahuan hakiki tentang tuhan yang hanya terdapat pada para sufi yang
sanggup melihat Tuhan denga nurani mereka.
Allah menyinari
hati dengan cahaya ma’rifah yang murni
Ma’rifah bukan hasil
pemikiran tapi tergantung kepada kehendak Allah dan rahmat-Nya, ma’rifat
adalah pemberian Tuhan kepada sufi yang sanggup menerimanya, yang disebut
dengan ahwal
|
Untuk mencapai ma’rifat seorang sufi harus menempuh terlebih dahulu
maqam :
1. Taubat
2. Zuhud
3. Fakir
4. Sabar
5. Tawakkal
6. Ridha
7. Dan mahabbah (cinta)
|
Abu Yazid al-Bustami
|
Ø
Ittihat
Yang dilihat
satu wujud meskipun sebenarnya ada dua wujud yaitu Tuhan dan manusia
|
Usaha untuk mencapai fana’ dan ittihat itu diawali dengan zuhud
Untuk mencapai ittihat terlebih
dahulu melewati tahapan sebagai berikut :
1. Al-fana
Fana’nya seseorang dari
dirinya dan makhluk lain, terjadi dengan hilang nya kesadaran tentang dirinya
dan tentang makhluk lainnya
2. Baqa
Paham baqa’ tidak dapat
dipisahkan dengan paham fana’ karena keduanya merupakan paham yang
berpasangan. Jika seorang sufi mengalami fana’, ketika itu juga ia sedang
menjalani baqa’
3. Ittihat
Yang dilihat adalah satu wujud
meskipun sebenarnya ada dua wujud yaitu Tuhan dan manusia
|
Husain al-Hallaj
|
Ø
Hulul
Tuhan
mengambil tempat dalam tubuh manusia yaitu manusia yang telah dapat
membersihkan dirinya dari sifat-sifat kemanusiaan melalui fana’
Apabila
seseorang telah menghilangkan sifat kemanusiaannya dan mengembangkan
sifat-sifat ilahiyah melalui fana’, maka Tuhan akan mengambil tempat dalam
dirinya dan terjadilah kesatuan antara manusia dengan Tuhan dan inilah yang
dimaksud dengan hulul
|
Terlebih dahulu seseorang harus menghilang sifat kemanusiaan dan
mengembangkan sifat-sifat ilahiyah melalui fana’
Manusia memiliki sifat dasar ganda :
-
Sifat ketuhanan (lahut)
-
Sifat insaniyah (nasut)
|
Al-Ghazali
|
Ø
Ma’rifat
Untuk mencapai
ma’rifat adalah dengan qalbu bukan akal, yakni dengan hati yang mendapat pancaran
hidayah dari Tuhan
|
Untuk penyucian jiwa perlu melalui beberapa maqam :
1. Taubat
2. Sabar
3. Fakir
4. Zuhud
5. Tawakal
6. Mahabbah
7. Ridha
|
Ibnu Arabi
|
Ø
Wahdat al-wujud dan insan
kamil
1.
Wahdat al-wujud
Wujud alam pada hakikatnya adalah wujud Tuhan, dan
Tuhan adalah hakikat alam. Tidak ada perbedaan antara wujud yang qadim
(khalik) dengan wujud yang baru (makhluk).
Antara yang disembah dan yang menyembah adalah satu.
2.
Insan kamil
Pemahaman insan kamil tidak terlepas dari paham
tentang Nur Muhammad
|
Untuk menuju insan kamil harus melalui
-
Fana’ yaitu sirna di
dalam wujud Tuhan hingga seorag sufi menjadi
satu dengan-Nya
-
Baqa’ yaitu kelanjutan
wujud bersama Tuhan sehingga dalam padangangnya, wujud Tuhanlah pada
kesegalaan ini.
|
Al-Jilli
|
Ø
Insan kamil
Insan kamil
berarti manusia sempurna dimana terjadinya aktualisasi “ Nur Muhammad” pada
dirinya, semakin sempurna Nur Muhammad masuk pada dirinya maka semakin
terjadilah insan kamil
|
Manusia dapat mencapai kesempurnaan melalui latihan rohani. Yang di
awali dengan manusia bermeditasi tentang nama dan sifat Tuhan. Dan mulai
mengambil bagian sifat-sifat ilahi serta mendapatkan kekuatan luar biasa.
Aktualisasi “nur Muhammad” pada diri manusia bisa dicapai dengan dua
cara :
-
Tajalli adalah berkat
rahmat Tuhan yang ia berikan pada manusia yang ia kehendaki
-
Taraqqi adalah ikhtiar
manusia itu sendiri untuk mendapatka status insan kamil.
Dalam Taraqqi terdapat 7
tingkatan menuju insan kamil : al-islam, al-iman, al-shaleh, al-ikhlas,
al-shiddiqiyah
Pada tahapan ini bisa disebut
juga dengan tahapan ma’rifat, karena dengan tahapan ini akan mendapatkan
cahaya :
- Ilmu yakin
- ‘ainul yakin
- Haqqul yakin
|
Komentar
Posting Komentar