Taat Pada Allah dan Rasul-Nya



TAAT PADA ALLAH DAN RASUL-NYA


       Puncak dari ajaran Islam adalah mengucapkan dua kalimat syahadat :
اَشْهَدُ أَنْ لَا اِلهَ اِلاﱠ اللهُ وَ اَشْهَدُ أَنﱠ مُحَمدًا رﱠسُوْلُ الله
Yang disebut dengan Syahadat Tauhid dan Syahadat Rasul. Dalam ungkapan Syahadat Tauhid dan Syahadat Rasul tergambar tiga hal :
1.     Pernyataan yang berisi pengakuan bahwa Ilah hanyalah Allah dan uswah kita hanyalah Rasulullah SAW
2.     Adanya pernyataan yang berisi kerelaan untuk menerima segala yang datang dari Allah dan Rasul-Nya.
3.     Adanya kesiapan lahir dan batin untuk melaksanakan segala yang dibebankan oleh Allah dan Rasul-Nya
Pemahaman dari pengertian syahadat Tauhid dan Rasul di atas adalah sebagai modal dasar dan inti ketaatan dalam Islam, keberadaannya akan membuat seseorang menjadi tunduk dengan segala kepatuhan dan menjadi ikhlas dengan segala ketulusan serta memiliki penyerahan diri yang sebulat-bulatnya kepada Allah dengan pandangan segala yang datang dari Allah adalah yang terbaik. Inilah yang sesungguhnya makna dari taat kepada Allah dan Rasul.
       Setelah mempelajari materi ini, siswa diharapkan mampu:
1.     Mengungkapkan pengertian taat kepada Allah dan Rasul-Nya
2.     Mengungkapkan esensial hadis tentang taat kepada Allah dan Rasul-Nya
3.     Mengartikan ke dalam bahasa Indonesia yang baik hadis tentang taat kepada Allah dan Rasul-Nya
4.     Menjelaskan kandungan hadis tentang taat kepada Allah dan Rasul-Nya
5.     Menunjukkan perilaku orang yang mengamalkan hadis tentang taat kepada Allah dan Rasul-Nya

A.    Pengertian Taat Kepada Allah Dan Rasul-Nya
Taat secara bahasa artinya patuh, sedangkan menurut istilah adalah mematuhi segala sesuatu yang diperintahkan oleh Allah SWTdan Rasul-Nya serta menjauhi segala larangan Allah dan Rasul-Nya.

B.    Esensi Hadis Tentang Taat Kepada Allah Dan Rasul-Nya
       Secara lafziah esensial hadis taat kepada Allah dan  Rasul ialah matan hadis yang terdapat di dalamnya kata “طاع”. Secara makna esensial hadis taat kepada Allah dan Rasul-Nya ialah setiap hadis yang maknanya mengandung hal-hal yang berhubungan mengikuti perintah Allah dan Rasul-Nya dan menjauhi segala sesuatu yang dilarang Allah dan Rasul-Nya.

C.    Mengartikan Hadis Tentang Taat Kepada Allah Dan Rasul-Nya

Hadis 1

مَنْ أَطَا عَنِيْ فَقَدْ أَطَا عَ اللهَ وَ مَنْ عَصَانِيْ فَقَدْعَصَى اللهَ وَ مَنْ أَطَا عَ أَمِيْرِيْ فَقَدْ
أَطَا عَنِيْ وَ مَنْ عَصَى أَمِيْرِيْ فَقَدْ  عَصَانِيْ (مُتَفَقٌ عَلَيْهِ عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ )



                      
مَعْنَى
لَفَظْ
Orang yang  ta’at padaku
Maka sesungguhnya dia telah  ta’at pada Allah



Dan siapa yang ingkar padaku
Maka sesungguhnya dia telah  ingkar kepada Allah
 pemimpin


sungguhnya dia orang yang ingkar kepadaku

HR. Muttafqun ‘Alaih dari Abu Hurairah

مَنْ أَطَا عَنِي
 فَقَدْ أَطَا عَ اللهَ

 وَ مَنْ عَصَانِيْ
 فَقَدْعَصَى اللهَ
 أَمِيْرِيْ
فَقَدْ عَصَانِيْ
  مُتَفَقٌ عَلَيْهِ عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ

Artinya : Orang yang ta’at padaku maka sesungguhnya dia ta’at pada Allah dan siapa yang ingkar padaku maka sesungguhnya dia ingkar kepada Allah, orang yang patuh pada pemimpin maka sesungguhnya dia patuh kepadaku dan orang yang ingkar kepada pemimpin, sesungguhnya dia orang yang ingkar kepadaku.
               ( HR. Muttafqun ‘Alaih dari Abu Hurairah )    
D.    Kandungan Hadis Tentang Ta’at Kepada Allah Dan Rasul-Nya
Hadis 1:
  1.  Orang Islam wajib ta’at, tunduk, dan patuh kepada Allah, Rasul-Nya, dan orang yang memerintah atau penguasa
2.     Ta’at kepada Rasul merupakan ciri utama ta’at kepada Allah
3.     Patuh pada pemimpin  ( yang mengajak kepada kebaikan ) merupakan tanda ta’at kepada Rasul
4.     Ta’at kepada Allah dan Rasul harus berpedoman kepada Al-quran dan hadis
5.     Patuh kepada Allah sebagai bagian ciri-ciri orang yang bertaqwa di segala tempat dan waktu
6.     Ta’at kepada Allah dengan menghapus perbuatan buruk dengan kebaikan
7.     Ta’at kepada Allah dibuktikan dengan pergaulan baik sesama manusia

Hadis 2
اَلسَمْعُ وَ الطَا عَةُ حَقٌ مَا لَمْ يُؤْمَرْ بِالْمَعْصِيَةِ فَاِذَا أُمِرَ بِمَعْصِيَةٍ فَلاَ سَمْعً وَ لاَ طَا عَة )رَوَاهُ الْبُخَا رِي عَنْ ابْنِ عُمَرَ(                                                                                       
مَعْنَى
لَفَظْ
Mendengar dan ta’at

Suatu keharusan
Selama (pemimpin itu) tidak memerintahkan

Dalam hal maksiat
Maka apabila dia memerintahkan  kepada maksiat
Maka tidak boleh

HR. Bukhari dari Ibnu Umar
اَلسَمْعُ وَ الطَا عَةُ
 حَقٌ
 مَا لَمْ يُؤْمَرْ
 بِالْمَعْصِيَةِ
 فَاِذَا أُمِرَ بِمَعْصِيَةٍ   
فَلاَ
رَوَاهُ الْبُخَا رِي عَنِ ابْنِ عُمَرَ                      

Artinya : Mendengar dan ta’at adalah suatu keharusan selama pemimpin itu tidak memerintahkan dalam hal maksiat dan apabila dia memerintahkan kepada maksiat maka tidak boleh mendengar dan ta’at kepadanya. ( HR. Bukhari dari Ibnu Umar )

Hadis 3
 اَلسَمْعُ وَ الطَا عَةُ عَلَى الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ فِيْمَا أَحَبَ وَ كَرِهَ مَا لَمْ يُؤْمَرْ بِمَعْصِيَةٍ فَاِذَا أُمِرَ بِمَعْصِيَةٍ فَلاَ سَمْعً وَ لاَ طَا عَةً ( رَوَاهُ الْبُخَا رِي عَنْ عَبْدِ اللهِ ابْنِ عُمَرَ)                                  

مَعْنَى
لَفَظْ
Mendengar dan patuh
Merupakan kewajiban setiap muslim

Apa yang kita senangi atau kita benci

Selama tidak disuruh untuk berbuat maksiat

Maka apabila disuruh untuk berbuat maksiat
Maka tidak dengar dan tidak ta’ati.

HR. Bukhari dari Abdullah Bin Umar
اَلسَمْعُ وَ الطَا عَة
عَلَى الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ
 فِيْمَا أَحَبَ وَ كَرِهَ
مَا لَمْ يُؤْمَرْ بِمَعْصِيَةٍ
 فَاِذَا أُمِرَ بِمَعْصِيَةٍ
فَلاَ سَمْعً وَ لاَ طَا عَةً
رَوَاهُ الْبُخَا رِي عَنْ عَبْدِ اللهِ ابْنِ عُمَرَ

Artinya : Mendengar dan patuh merupakan kewajiban setiap muslim apa yang kita senangi atau kita benci selama tidak disuruh untuk berbuat maksiat maka apabila disuruh untuk berbuat maksiat maka tidak dengar dan tidak ta’ati. ( HR. Bukhari Abdullah Bin Umar )
Kandungan Hadis 2 dan 3 :
1.     Ta’at kepada Allah SWT dan Rasul-Nya harus disertai dengan ta’at kepada pemimpin sehingga orang yang tidak patuh kepada pemimpinnya, berarti belum dapat ia dikatakan orang yang ta’at kepada Allah dan Rasulullah SAW
2.     Menta’ati pemimpin hukumnya adalah wajib dengan syarat perintah pemimpin tersebut tidak bertentangan dengan Al-Quran dan hadis
3.     Mendengarkan dan menta’ati pemimpin itu tidak dapat dilihat apakah perintah tersebut kita sukai atau tidak disukai asalkan pada dasarnya tidak bertentangan dengan Al-Quran dan hadis maka wajib hukumnya untuk menta’atinya
4.     Bila perintah atau peraturan yang dibuat oleh pemimpin bertentangan dengan hukum Al-Quran dan hadis, maka dengan tegas dinyatakan tidak boleh seorang mukmin untuk mengikutinya

Hadis 4
أَطِيْعُوْنِيْ مَا كُنْتُ بَيْنَ اَظْهَرِكُمْ وَعَلَيْكُمْ بِكِتَابِ اللهِ اَحِلُوْا حَلاَ لَهُ وَحَرِمُوْا حَرَامَهُ
( رَوَاهُ الطَبْرَانِي عَنْ اَبِيْ اَيُوْبِ الاَنْصَارِي) 

مَعْنَى
لَفَظْ
Ta’atilah aku

Selama aku berada di antara kamu
Dan berpegang teguhlah kamu kepada kitab Allah
Halalkanlah apa yang dihalalkannya

Dan haramkanlah apa yang diharamkannya
HR. Thabrani
Dari Abu Ayyub Al-Anshari
أَطِيْعُوْنِيْ
مَا كُنْتَ بَيْنَ اَظْهَرِكُمْ
وَعَلَيْكُمْ بِكِتَابِ الله
اَحَلُوْا حَلاَ لَهُ
وَحَرِمُوْا حَرَامَهُ
رَوَاهُ الطَبْرَانِي عَنْ اَبِيْ اَيُوْبِ الاَنْصَارِي
                       Artinya : Ta’atilah aku selama aku berada di antara kamu dan berpegang teguhlah kamu kepada kitab Allah ( Al-Quran ), halalkanlah apa yang dihalalkannya dan haramkanlah apa yang diharamkannya ( HR. Thabrani dari Abu Ayyub Al-Anshari )

Hadis 5
تَرَكْتُ فِيْكُمْ شَيْئَيْنِ لَنْ تَضِلُوْا بَعْدَهُمَا : كِتَا بُ اللهِ وَ سُنَتِيْ وَلَنْ يَتَفَرَقَا حتى يُرَدَّا عَلَى الْحَوْض  (عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ  رَوَاهُ الْحَاكِمُ )  
Artinya : Aku tinggalkan kepadamu dua macam, tidak akan sesat kamu dengan keduanya, yaitu kitab Allah ( Al-Quran ) dan sunnahku dan tidak akan berpisah keduanya hingga datang masa kehancuran ( kiamat ). HR.  Hakim dari Abu Hurairah.
مَعْنَى
لَفَظْ
Aku tinggalkan

Kepadamu

Dua macam

Tidak akan sesat kamu dengan keduanya

Kitab Allah ( Al-Quran ) dan sunnahku

Dan tidak akan berpisah keduanya

Hingga datang masa kehancuran ( kiamat )
HR. Hakim dari Abu Hurairah
تَرَكْتُ
فِيْكُمْ
 شَيْئَيْنِ
 لَنْ تَضِلُوْا بَعْدَهُمَا
  كِتَا بُ اللهِ وَ سُنَتِيْ
وَلَنْ يَتَفَرَقَا حَتّى يُرَدَّا عَلَى الْحَوْضِ ِ
رَوَاهُ الْحَاكِمُ عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ
Artinya : Aku tinggalkan kepadamu dua macam, tidak akan sesat kamu dengan keduanya, yaitu kitab Allah ( Al-Quran ) dan sunnahku dan tidak akan berpisah keduanya hingga datang masa kehancuran ( kiamat ). HR.  Hakim dari Abu Hurairah.
Kandungan Hadis 4 dan 5 :
1.     Menta’ati Rasul wajib hukumnya walaupun Rasul telah meninggal dunia, maka menta’atinya dengan melaksanakan sunnah dan hadisnya
2.     Menta’ati Allah SWT dengan cara menjadikan Al-Quran sebagai pedoman hidup, melakukan apa-apa yang telah dihalalkan Al-Quran dan meninggalkan sesuatu yang diharamkan Al-Quran
3.     Warisan yang ditinggalkan Rasulullah SAW untuk umatnya adalah Al-Quran dan sunnahnya, selama umat Islam berpegang teguh terhadap keduanya maka dijamin hidupnya bahagia di dunia dan di akhirat

Hadis 6
             اِتَقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وَاَتْبِعِ السَيِئَةَ الَحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
 ( رَوَاهُ أَحْمَدُ وَالتَرْمِذِي )    
مَعْنَى
لَفَظْ
Bertaqwalah kepada Allah

Dimanapun kamu berada
Dan ikutilah perbuatan buruk
Dengan perbuatan baik

Untuk menghapus keburukan

Dan pergaulilah orang lain

Dengan budi pekerti yang baik
HR. Ahmad dan Tarmizi
اِتَقِ اللهَ
 حَيْثُمَا كُنْتَ
 وَاَتْبِعِ السَيِئَةَ
 الَحَسَنَةَ
 تَمْحُهَا
 وَخَالِقِ النَاسَ
بِخُلُقٍ حَسَنٍ
رَوَاهُ أَحْمَدُ وَالتَرْمِذِي

Artinya :  Bertaqwalah kepada Allah dimanapun kamu berada dan ikutilah perbuatan buruk   ( yang telah kamu lakukan ) dengan perbuatan baik untuk menghapus keburukan dan pergaulilah orang lain dengan budi pekerti yang baik. ( HR. Ahmad dan Tarmizi dari Abu Zar )
Kandungan Hadis 6:
1.     Takut dan bertaqwa kepada Allah SWT perwujudan dari menta’ati Allah SWT
2.     Bertaqwa kepada Allah SWT tidak dapat dibatasi oleh tempat dan waktu, kapanpun dan dimanapun seseorang berada, harus selalu takut dan bertaqwa kepada Allah SWT
3.     Jika seorang hamba melakukan kesalahan dengan memperbuat hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT, maka setelah dia menyadari hal itu merupakan perbuatan dosa, dengan cepat seseorang tersebut harus meminta ampun kepada Allah SWT kemudian ia iringi dengan perbuatan baik, minimal setimpal dengan perbuatan salah yang telah ia lakukan
4.     Menta’ati Allah dan Rasul dilakukan dengan selalu menjaga akhlakul karimah dalam bergaul dengan sesama manusia lain, karena hubungan antara seseorang dengan manusia lain harus terjalin dengan baik, hubungan tersebut idealnya seimbang dengan hubungan antara seorang hamba dengan Tuhannya

                                                                 Hadis 7
ثَلَاثٌ مَنْ كُنَ فِيْهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ الْإِيْمَانِ مَنْ كَانَ اللهُ وَرَسُوْلُهُ اَحَبَ اِلَيْهِ مِمَا سِوَاهُمَا وَمَنْ اَحَبَ عَبْدًا لاَ يُحِبُهُ اِلَا لِلهِ عَزَوَجَلَ  وَمَنْ يَكْرَهُ اَنْ يَعُوْدَ فِي الْكُفْرِ بَعْدَ اِذْ اَنْقَذَهُ اللهُ مِنْهُ كَمَا يَكْرَهُ اَنْ يُلْقَى فِي النَارِ ( رَوَاهُ الْبُخَا رِي وَ مُسْلِمٌ عَنْ اَنَسِ ابْنِ مَالِكٍ )
 Artinya : Ada tiga orang yang akan merasakan manisnya iman, bahwa Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai daripada yang lain, bahwa ia mencintai seseorang hanya karena Allah dan bahwa membenci ia kembali kepada kekafiran setelah Allah melepaskannya
                 ( dari kekafiran ) sebagaimana ia membenci bahwa dilemparkan ke dalam api neraka.
                 ( HR. Bukhari dan Muslim dari Anas Bin Malik )

مَعْنَى
لَفَظْ
Ada tiga orang
Merasakan manisnya iman

Bahwa Allah dan Rasul-Nya

Lebih ia cintai daripada yang lain

Bahwa ia mencintai seseorang
Karena Allah ‘Azza Wa Jalla

Dan bahwa membenci ia
Kembali kepada kekafiran

Setelah Allah melepaskannya daripadanya

Sebagaimana ia membenci
Bahwa dilemparkan ke dalam api neraka

ثَلَاثٌ مَنْ كُنَ فِيْه
وَجَدَ حَلاَوَةَ الْإِيْمَانِ
 مَنْ كَانَ اللهُ وَرَسُوْلُهُ
اَحَبَ اِلَيْهِ مِمَا سِوَاهُمَا
 وَمَنْ اَحَبَ عَبْدًا لاَ يُحِبُهُ اِلَا
 لِلهِ عَزَوَجَلَ                            
وَمَنْ يَكْرَهُ
اَنْ يَعُوْدَ فِي الْكُفْرِ
 بَعْدَ اِذْ اَنْقَذَهُ اللهُ مِنْهُ
 كَمَا يَكْرَهُ
 اَنْ يُلْقَى فِي النَار

Artinya : Ada tiga orang yang akan merasakan manisnya iman, bahwa Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai daripada yang lain, bahwa ia mencintai seseorang hanya karena Allah dan bahwa membenci ia kembali kepada kekafiran setelah Allah melepaskannya
                 ( dari kekafiran ) sebagaimana ia membenci bahwa dilemparkan ke dalam api neraka.
                 ( HR. Bukhari dan Muslim dari Anas Bin Malik )

Kandungan Hadis 7:
      Orang yang menta’ati Allah dan Rasul-Nya akan merasakan lezat dan manisnya iman jika dalam kehidupan sehari-harinya ia mewujudkannya dengan :
      1. Allah dan Rasul-Nya dijadikan sebagai cinta utama di atas cinta yang lain, maka implementasinya adalah seseorang mendahulukan kepentingan Allah dan Rasul-Nya dalam berbuat dan bersikap, walaupun kepentingan Allah dan Rasul-Nya tersebut tidak sesuai dengan keinginan hawa nafsunya
      2. Mencintai manusia lain hanya berdasarkan karena Allah SWT, bukan karena mengharapkan hartanya atau sekedar untuk mendapatkan pujian dari atasannya agar mudah untuk naik pangkat
      3. Membenci kembali kepada kekafiran atau kembali kepada perbuatan dosa yang pernah ia lakukan sebagaimana ia sangat membenci dilemparkan ke dalam api neraka karena takut dan tidak tahan menahan azab api neraka

E. Perilaku Orang Yang Mengamalkan Hadis Tentang Ta’at Kepada Allah Dan Rasul-Nya
     Orang yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya akan melaksanakan perintah Allah dan Rasul-Nya dengan penuh kesabaran dan tawadhuk ( rendah hati ). Ia akan merasa hina ketika berhadapan dengan Yang Maha Kuasa. Apabila ia terlanjur melaksanakan kejahatan dan perbuatan dosa maka ia akan segera bertobat dan menebusnya dengan melakukan kebaikan. Di antara perilaku orang yang mengamalkan hadis tentang ta’at kepada Allah dan Rasul-Nya:
    1. Menegakkan shalat dengan benar dalam kehidupan sehari-hari
    2. Menghormati dan menyantuni orangtua
    3. Melaksanakan puasa sesuai syari’at agar terwujud pribadi yang taqwa
    4. Menunaikan zakat untuk membersihkan diri dan harta
    5. Melaksanakan haji ke Baitullah
    6. Melaksanakan perintah pemimpin yang menyuruh melakukan perbuatan baik
    7. Mencintai manusia lain hanya berdasarkan karena Allah SWT
    8. Membenci kembali kepada kekafiran atau kembali kepada perbuatan dosa yang pernah dilakukan


Rangkuman :
1.       Taat secara bahasa artinya patuh, sedangkan menurut istilah adalah mematuhi segala sesuatu yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya serta menjauhi segala larangan Allah dan Rasul-Nya.
2.       Esensial hadis tentang taat kepada Allah dan Rasul-Nya
       Secara lafziah esensial hadis taat kepada Allah dan  Rasul ialah matan hadis yang terdapat
       di dalamnya kata “طاع”. Secara makna esensial hadis taat kepada Allah dan Rasul-Nya ialah setiap hadis yang maknanya mengandung hal-hal yang berhubungan mengikuti perintah Allah dan Rasul-Nya dan menjauhi segala sesuatu yang dilarang Allah dan Rasul-Nya.

Komentar

Postingan Populer