Makalah Kurikulum Pengajaran Bahasa Arab dan Muatannya untuk Pelajar Indonesia



مناهج تعليم اللغة العربية والمحتوى للدارسين الإندونيسيين
Kurikulum Pengajaran Bahasa Arab dan Muatannya untuk Pelajar Indonesia (Tingkat MAN)

A.    Pendahuluan
Kurikulum mempunyai kedudukan sentral dalam sebuah proses pendidikan, begitu juga dalam pembelajaran bahasa Arab, kurikulum merupakan hal yang sangat penting sebagai pedoman kegiatan pembelajaran bahasa arab untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Kurikulum sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Kurikulum pembelajaran bahasa Arab berkembang dari masa ke masa. Kurikulum yang dipakai sekarang adalah kurikulum  Permenag no. 2 tahun 2008. Kurikulum sesuai permenag ini berisi Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab, Struktur Kurikulum dan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran PAI dan Bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyyah, Tsanawiyyah dan Aliyah.
Bahasa Arab di Madrasah Aliyah dipersiapkan untuk mencapai kompetensi dasar berbahasa, yang mencakup empat keterampilan berbahasa yang diajarkan secara integral, yaitu مهارة الاستماع, مهارة الكلام, القراءة مهارة dan مهارة الكتابة. Mata pelajaran bahasa Arab di Madrasah Aliyah memiliki tujuan pengembangan kompetensi linguistik, komunikatif dan budaya.
Dalam makalah ini, akan dibahas tentang kurikulum pengajaran bahasa arab bagi pelajar di Indonesia tingkat Madarasah Aliyah Negeri dengan sub bahasan: Pengertian kurikulum, komponen kurikulum, kurikulum bahasa Arab, struktur dan ruang lingkup materi yang akan diajarkan.




B.    Pembahasan
1.     Pengertian Kurikulum
Kurikulum dalam bahasa arab secara bahasa berasal dari kata نهج dengan mashdarnya نهجا  yang berarti suatu jalan/cara yang ditempuh secara jelas.[1] Sedangkan secara istilah kurikulum bahasa arab adalah keseluruhan situasi, pengalam berbahasa, dan kegiatan komunikatif yang ditawarkan, dipersiapkan, dipilih, direncanakan, dan diatur supaya pembelajar bahasa memiliki kemampuan untuk mengembangkan dan mempraktekkan bahasa baik itu kemahiran mendengar, berbicara, membaca, maupun menulis.[2]
Istilah kurikulum awal mulanya digunaka dalam dunia olah raga pada zaman Yunani Kuno. Curriculum dalam bahasa Yunani berasal dari kata Curir, artinya pelari dan Curere artinya tempat berpacu. Curriculum diartikan “jarak” yang harus “ditempuh” oleh pelari.[3] Mengambil makna yang terkandung dari rumusan di atas, kurikulum dalam pendidikan diartikan sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh/disesuikan anak didik untuk memperoleh ijazah,[4] sedangkan ijazah itu sendiri menggambarkan kemampuan. Oleh karena itu, hanya orang yang telah memperoleh kemampuan sesuai standar tertentu yang akan memperoleh ijazah.[5]
Menurut Saylor, Alexander, dan Lewis (1974) kurikulum merupakan segala upaya sekolah untuk mempengaruhi siswa agar dapat belajar, baik dalam ruangan kelas maupun di luar sekolah. Sementara itu, harold B Alberty (1965) memandang kurikulum sebagai semua kegiatan yang diberikan kepada siswa di bawah tanggung jawab sekolah.[6] Kurikulum juga merupakan program dan isi suatu sistem pendidikan yang merupaya melaksanakan proses akumulasi pengetahuan antara generasi dalam masyarakat.
Menurut Beachamp kurikulum adalah suatu rencana pendidikan atau pengajaran.[7] Kurikulum sebagai suatu rencana sejalan dengan rumusan kurikulum menurut undang-undang pendidikan sebagai acuan dalam penyelenggaraan sistem pendidikan yaitu Undang-Undang no.20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, mengartikan kurikulum sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelalajaran untuk mencapai serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.[8] Istilah kurikulum mempunyai berbagai macam arti, jika ditelusuri, ternyata aneka ragam arti itu dapat disarikan kepada tiga kategori, yaitu kurikulum sebagai perencanaan pembelajaran, pengalaman belajar diperoleh siswa di sekolah dan rencana belajar siswa.[9]
Oleh karena itu dapat disimpulkan, bahwa kurikulum merupakan syarat mutlak agi pendidikan di sekolah, hal ini berarti kurikulum merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pendidikan atau pengajaran. Kurikulum mempunyai kedudukan sentral dalam sebuah proses pendidikan. Kurikulum  mengarahkan segala bentuk aktifitas pendidikan demi tercapainya tujuan tujuan pendidikan. Kurikulum juga merupakan suatu rencana pendidikan, memberikan pedoman dan pegangan tentang jenis, lingkup dan urutan isi, serta proses pendidikan. Di samping kedua fungsi itu, kurikulum juga merupakan suatu bidang studi yang ditekuni oleh para ahli atau spesialis kurikulum yang menjadi sumber konsep-konsep atau memberikan landasan-landasan teoritis bagi pengembangan kurikulum berbagai institusi pendidikan.
2.     Komponen Kurikulum
Kurikulum adalah sebuah sistem, sebagai sebuah sistem ia pasti mempunyai komponen-komponen atau bagian-bagian yang saling mendukung dan membentuk satu kesatuan yang tidak terpisahkan.[10]
Komponen tersebut saling keterkaitan satu sama lain sehingga mencerminkan satu kesatuan utuh sebagai program pendidikan. Uraian berikut ini akan menjelaskan empat komponen di atas:
a.      Tujuan
Dalam prespektif pendidikan nasional, tujuan pendidikan nasional dapat dilihat secara jelas dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Tujuan pendidikan nasional selanjutnya dijabarkan ke dalam tujuan instruksional yaitu tujuan pendidikan yang ingin dicapai dari setiap jenis maupun jenjang sekolah atau satuan pendidikan tertentu.
Ada tujuh yang terdapat dalam sebuah kurikulum sekolah yaitu sebagai berikut:
1)     Tujuan pendidikan yang harus dicapai secara keseluruhan. Tujuan ini biasanya meliputi aspek-aspek pengalaman, keterampilah, sikap dan nilai-nilai yang diharapkan oleh para lulusan sekolah yang bersangkutan.
2)     Tujuan yang ingin dicapai oleh setiap bidang studi. Tujuan ini adalah penjabaran tujuan instruksional di atas (tujuan kurikuler).[11]
3)     Tujuan yang terjadi setiap hari. Tujuan ini diharapkan dapat tercapai pada saat terjadinya proses belajar secara lansung yang terjadi setiap hari.[12]




b.     Materi
Materi kurikulum merupakan isi kurikulum. Undang-undang pendidikan menetapkan bahwa “isi kurikulum merupakan bahan kajian dan pengajaran untuk mencapai tujuan penyelenggaraan satuan pendidikan nasional”. Menurut Nana Sujana (2002) isi kurikulum berkenaan dengan pengetahuan ilmiah dan pengalaman belajar yang harus diberikan kepada siswa untuk dapat mencapai tujuan pendidikan. Dalam menentukan isi kurikulum baik yang berkenaan dengan pengetahuan ilmiah maupun pengalaman belajar, adalah:
1)     Disesuaikan dengan tingkat dan jenjang pendidikan.
2)     Perkembangan yang terjadi dalam masyarakat menyangkut tuntutan  dan kebutuhan masyarakat.
3)     Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

c.      Strategi
Peran guru dalam pembelajaran hanya sebagai fasilitator, motifator dan guider. Sebagai fasilitator, guru berusaha menciptakan dan menyediakan lingkungan belajar yang kondusif bagi peserta didiknya. Sebagai motifator, guru berupaya untuk mendorong dan menstimulus peserta didiknya agar dapat melakukan perbuatan belajar. Sedangkan sebagai guider, guru melakukan bimbingan dengan berusahan mengenal para peserta didiknya secara personal. Terkait dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, belakangan ini mulai muncul konsep pembelajaran dengan istilah PAKEM, yang merupakan akronim dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan.[13]




d.     Evaluasi
Evaluasi ditujukan untuk menilai pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan serta menilai proses pelaksanaan mengajar secara keseluruhan. Tiap kegiatan akan memberikan umpan balik, demikian juga dalam tujuan-tujuan pencapaian belajar dan proses pelaksanan dan proses pelaksanaan belajar. Untuk menilai keberhasilan penguasaan siswa atau tujuan-tujuan khusus yang telah ditentukan diadakan suatu evaluasi formatif maupun sumatif. Komponen pengajaran yang dievaluasi dalam pengajaran bukan hanya hasil belajar mengajar, tetapi juga keseluruhan pelaksanaan pengajaran yang meliputi evaluasi komponen tujuan mengajar, bahan pengajaran, strategi serta evaluasi mengajar itu sendiri.[14]

3.     Kurikulum Bahasa Arab
Kurikulum bahasa arab adalah keseluruhan situasi, pengalam berbahasa, dan kegiatan komunikatif yang ditawarkan, dipersiapkan, dipilih, direncanakan, dan diatur supaya pembelajar bahasa memiliki kemampuan untuk mengembangkan dan mempraktekkan bahasa baik itu kemahiran mendengar, berbicara, membaca, maupun menulis.[15]
Dalam kurikulum bahasa Arab juga terdiri dari beberapa komponen, di antaranya:
1)     Tujuan
Kurikulum bahasa Arab memiliki dua tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum kurikulum bahasa Arab adalah memahami bahasa Arab secara fasih dan benar, dan mendengarkannya dalam konteks lisan, berdialog bahasa Arab dengan cara berkomunikasi lansung, membaca bahasa Arab dan memahami maknanya, menulis bahasa Arab dengan benar. Sedangkan tujuan khususnya adalah penjabaran dari masing-masing kemahiran berbahasa.
a.      Mendengar
(1)  Tujuan umum:
a)     Siswa mampu mengidentifikasi bunyi bahasa Arab dan membedakan masing-masing keduanya dari bunyi yang berbeda
b)     Siswa mampu mengidentifikasi harkat panjang dan pendek dan membedakan masing-masing keduanya
(2)  Tujuan khusus
a)     Siswa mampu menghubungkan bunyi sebagian kata dengan simbolnya dan maknanya
b)     Siswa mampu mengidentifikasi kata yang bertanwin dan yang tidak bertanwin serta membedakan keduanya
c)     Siswa mampu memahami sebagian informasi pendek
d)     Siswa mampu memahami dialog yang ada kaitannya dengan kehidupan sehari-hari pembelajar
e)     Siswa mampu mengikuti perkembangan berita dengan acara selalu mendengarkannya dan mampu menceritakan yang telah didengar
f)      Siswa mampu memahami seputar materi yang diajarkan.[16]

b.     Berbicara
(1)  Tujuan umum:
a)     Siswa mampu mengucapkan bunyi bahasa Arab dengan intonasi yang benar
b)     Siswa mampu mengucapkan bunyi-bunyi yang berbeda dan mirip.


(2)  Tujuan khusus:
a)     Siswa mampu mengucapkan bunyi bahasa Arab dengan ucapan fasih dan benar
b)     Siswa mampu menggunakan ungkapan-ungkapan sehari-hari seperti kata sapaan.
c)     Siswa mampu melakukan tanya jawab dengan meminta sesuatu kepada orang lain dan menjawab permintaan dengan ungkapan yang jelas
d)     Siswa mampu berkomunikasi dengan menggunakan dialog-dialog yang terpakai untuk sehari-hari/pergaulan seperti di pasar, restoran, perjalanan, dan lain-lain
e)     Siswa mampu membicarakan tentang sesuatu yang berkaitan dengan budaya Arab Islam.
f)      Siswa mampu menceritakan tentang pengalaman seperti dalam pembelajaran bahasa Arab.[17]

c.      Membaca
(1)  Tujuan umum:
a)     Siswa mampu membaca bahasa Arab dari kanan ke kiri dengan cara yang mudah dan jelas
b)     Siswa mampu membaca teks dengan bacaan yang jelas dan mengucapkan yang benar.
(2)  Tujuan khusus:
a)     Siswa mampu mengidentifikasi bentuk-bentuk huruf Arab
b)     Siswa mampu memahami apa yang dibaca baik itu kata maupun kalimat
c)     Siswa mampu membaca dengan keras dan jelas sesuai dengan intonasinya pada makna
d)     Siswa mampu membaca sebagian cerita-cerita pendek
e)     Siswa mampu memahami ide pokok dan ide penunjang dari yang dibaca
f)      Siswa mampu membaca sebagian topik-topik yang terdapat dalam buku-buku yang berbahasa Arab.[18]
d.     Menulis
(1)  Tujuan umum:
a)     Siswa mampu menuliskan kata-kata bahasa Arab dengan huruf-huruf yang terpisah dan bersambung
b)     Siswa mampu mengidentifikasi aturan penulisan bahasa Arab dan penerapannya dalam penulisan
(2)  Tujuan khusus:
a)     Siswa mampu menulis huruf-huruf Arab dari kana ke kiri
b)     Siswa mampu menulis sebagian kalimat sederhana
c)     Siswa mampu menulis kartu undangan dan kartu ucapan selamat
d)     Siswa mampu mengumpulkan ide-ide menjadi sebuah tulisan sederhana
e)     Siswa mampu membuat/menulis makalah seputar ide yang ingin diungkapkan
f)      Siswa mampu membuat/menulis surat-surat, SK, dan lain-lain.[19]
2)     Isi Kurikulum
Isi kurikulum pembelajaran bahasa Arab mengandung tiga unsur, yaitu linguistik, budaya, dan komunikasi. Tiga unsur inilah yang akan dibentuk sebagai kemampuan yang harus dikuasai oleh siswa. Standarisasi untuk pemilihan isi kurikulum bahasa Arab bagi non Arab adalah melandasi dengan pendapat/teori para ahli khususnya dalam pembelajaran bahasa Arab, baik itu teori linguistik maupun teori psikologi, menganalisis kebutuhan pembelajar bahasa, minat, dan keinginan mereka, menyesuaikan dengan tujuan dan kemahiran yang akan mereka capai.


3)     Metode dan media
Metode  merupakan salah satu unsur penting dalam kurikulum. Setelah ada tujuan,  isi kurikulum, dan siswa tingkat apa yang akan diajarkan serta telah mengenal karakter siswa dan perbedaan masing-masing peserta didik/kemampuan yang mereka miliki. Maka barulah kita dapat membatasi dan memilih metode dan strategi apa yang cocok. Selain itu, setelah metode dipilih ada hal penting yang akan dilakukan untuk menunjang pembelajaran yaitu media karena penggunaan media dipakai dalam pengimplementasian metode atau strategi. Untuk saat sekarang ini, banyak pilihan media yang dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa Arab seperti media-media teknologi.

4)     Evaluasi
Evaluasi sangat penting dilakukan untuk mengetahui berhasil atau tidaknya proses pembelajaran yang dilakukan, tercapai atau tidaknya yang ditetapkan. Maka evaluasi tidak hanya diberikan kepada siswa , tetapi evaluasi terhadap keseluruhan komponen kurikulum, baik itu tujuan, isi kurikulum, metode dan media, maupun evaluasi yang dilaksanakan.[20]
Kurikulum bahasa Arab di Indonesia sudah banyak yang digunakan, yang terakhir ini adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yaitu kurikulum operasianal yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan (sekolah/madrasah).[21]  
Sekarang penyelenggaraan bagi pelaksanaan KTSP di lingkungan madrasah berpedoman pada Permenag no. 2 tahun 2008 yang berisikan tiga hal pokok, yaitu: SKL dan SI PAI dan Bahasa Arab, Struktur Kurikulum,Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran PAI dan Bahasa Arab untuk MI, MTs, MA dan MA Program Keagamaan (MAPK)
Sebagai tindak lanjut permen tersebut. Dirjen Pendidika Islam telah mengeluarkan SE No.DJJ/PP.00/863A/2008. Dalam SE itu berisi empat hal pokok, yaitu:
(1)  Pelaksanan Permenag No. 2 Tahun 2008 secara serentak pada semua kelas pada tahun pelajaran 20082009
(2)  Ujian madrasah untuk MI, MTs, MA tahun pelajaran 2008/2009 ini harus sudah mengacu pada Permenag No. 2 Tahun 2008
(3)  Khusus MAPK, ujian Nasional MAK masih menggunakan kurikulum sebelumnya
(4)  Ujian Nasional MAK berakhir tahun 2008/2009 ini dan selanjutnya akan beralih menjadi MAPK

4.     Struktur dan Ruang Lingkup Materi yang diajarkan
1)     Struktur Kurikulum Bahasa Arab Madrasah Aliyah[22]
a.      Kelas X
K o m p o n e n
Alokasi Waktu

Semester 1
Semester 2


 Mata Pelajaran



 Bahasa Arab
2
2

b.     Program IPA, IPS dan Program Bahasa
K o m p o n e n
Alokasi Waktu
Kelas XI
Kelas XII
Smt 1
Smt 2
Smt
1
Smt 2
Mata Pelajaran




 Bahasa Arab
2
2
2
2


c.      Program Keagamaan
K o m p o n e n
Alokasi Waktu
Kelas XI
Kelas XII
Smt 1
Smt 2
Smt 1
Smt 2
Mata Pelajaran




 Bahasa Arab
4
4
4
4

2)     Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran Bahasa Arab Madrasah Aliyah[23]
a.      Menyimak
Memahami wacana lisan berbentuk paparan atau dialog tentang perkenalan, kehidupan keluarga, hobi, pekerjaan, remaja , kesehatan, fasilitas umum, pariwisata, kisah-kisah Islam, kebudayaan Islam, budaya Arab, dan hari-hari besar Islam.
b.     Berbicara
Mengungkapkan secara lisan dalam bentuk paparan atau dialog tentang perkenalan, kehidupan keluarga, hobi, pekerjaan, remaja, kesehatan, fasilitas umum, pariwisata, kisah-kisah Islam, kebudayaan Islam, budaya Arab, dan hari-hari besar Islam.
c.      Membaca
Membaca dan memahami makna wacana tertulis paparan atau dialog tentang perkenalan, kehidupan keluarga, hobi, pekerjaan, remaja, kesehatan, fasilitas umum, pariwisata, kisah-kisah Islam, hari-hari besar Islam, budaya Arab, dan hari-hari besar Islam.




d.     Menulis
Mengungkapkan secara tertulis berbentuk paparan atau dialog tentang perkenalan, kehidupan keluarga, hobi, pekerjaan, remaja, kesehatan, fasilitas umum, pariwisata, kisah-kisah Islam, hari-hari besar Islam, budaya Arab, dan hari-hari besar Islam.

3)     Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Bahasa Arab Madrasah Aliyah.[24]
Secara lebih lengkap SK dan KD mata pelajaran bahasa Arab dapat dilihat  dalam Permenag no. 2 tahun 2008 tentang Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Bahasa Arab Madrasah Aliyah.
4)     Ruang lingkup yang akan di ajarkan di tingkat MA
(1)  Kelas X
الدرس
الموضوع
التركيب

Semester I
1
2
التعارف
الحياة العائلية
النكرة والمعرفة
المبتدأ والخبر

Semester II
1
2
Hobi
Pekerjaan
بعض حروف الجر ومعانيها الكثيرة الورود
العطف

(2)  Kelas XI
الدرس
الموضوع
التركيب

Semester I
1
2
Remaja
Kesehatan
النعت والمنعوت
 الإضافة

Semester II
1
2
Fasilatas Umum
Pariwisata
جملة فعلية

(3)  Kelas XII
الدرس
الموضوع
التركيب

Semester I
1
2
Kebudayaan
Tokoh-tokoh Islam

الفعل المضارع المنصوب
 الفعل المضارع المجزوم

Semester II
1
2
Hari-hari besar Islam
Kisah-kisah Islami
رفع الأسماء
 نصب الأسماء

C.    Penutup
Dari uraian di atas dapat disimpulakan bahwa kurikulum bahasa arab adalah keseluruhan situasi, pengalaman berbahasa, dan kegiatan komunikatif yang ditawarkan, dipersiapkan, dipilih, direncanakan, dan diatur supaya pembelajar bahasa memiliki kemampuan untuk mengembangkan dan mempraktekkan bahasa, baik itu kemahiran mendengar, berbicara, membaca, maupun menulis.
Kurikulum yang sedang berlansung hari ini, berpedoman kepada  KTSP di lingkungan madrasah, dengan mengikuti ketentuan dalam  Permenag no. 2 tahun 2008 yang berisikan tiga hal pokok, yaitu: SKL dan SI PAI dan Bahasa Arab, Struktur Kurikulum,Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran PAI dan Bahasa Arab yang dihunakan untuk setiap tingkat pendidikan, termasuk tingkat Madrasah Aliah Negeri






DAFTAR KEPUSTAKAAN

Ahmad, M., Pengembangan Kurikulum, Bandung: Pustaka Stia, 1998
Hakim, Lukman, Perencanaan Pembelajaran, Bandung: CV. Wacana Prima, 2007
Hamalik,Oemar, Sistem dan Prosedur Pengembangan Kurikulum Lembaga Pendidikan dan Pelatihan, Bandung: Trigenda Karya, 1983
http//akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/22/komponen-komponen-kurikulum
Muhaimin, dkk., Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada Sekolah & Madrasah, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008
Rusma, Manajemen Kurikulum, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011
Rusydi Ahmad Tha’imah, Ta’lim al-‘Arabiyah li Ghairi al-Nuthiqina biha Manahiju wa Asalibuhu, (Rabath: Mansyuror al-Munazzamahal-Islamiyah li Tarbiya wa al-‘ulum wa al-Tsaafiyah, ISISCO, 1410H/1989 M
Rusydi Ahmad Tha’imah wa Kamil al-Naqah, Ta’lim al-Lughah Ittisholiyyan baina al-Manahij wa al-Istiratijiyyat, Rabath: Mansyuror al-Munazzamah al-islamiyah li Tarbiyah wa al-‘alam wa al-Tsaqafiyah, ISISCO, 1427 H/2006 M
Sudjana, Nana, Pembinaan dan Pengembagan Kurikulum di Sekolah, Bandung; Sinar Baru Algensindo, 1988
Sanjaya, Wina, Pembelajaran dalam Implementasi Berbasis Kompetensi, Jakarta: Kencana Media Grup, 2006
Sukmadinata, Nana Syaodih, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2004
UU no. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 ayat 19
Permenag  no. 2 tahun 2008



[1]Rusydi Ahmad Tha’imah, Ta’lim al-‘Arabiyah li Ghairi al-Nuthiqina biha Manahiju wa Asalibuhu, (Rabath: Mansyuror al-Munazzamahal-Islamiyah li Tarbiya wa al-‘ulum wa al-Tsaafiyah, ISISCO, 1410H/1989 M), h. 59  
[2] Rusydi Ahmad Tha’imah wa Kamil al-Naqah, Ta’lim al-Lughah Ittisholiyyan baina al-Manahij wa al-Istiratijiyyat, (Rabath: Mansyuror al-Munazzamah al-islamiyah li Tarbiyah wa al-‘alam wa al-Tsaqafiyah, ISISCO, 1427 H/2006 M), h. 90
[3]Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembagan Kurikulum di Sekolah, (Bandung; Sinar Baru Algensindo, 1988), h. 4
[4] Oemar Hamalik, Sistem dan Prosedur Pengembangan Kurikulum Lembaga Pendidikan dan Pelatihan, (Bandung: Trigenda Karya, 1983), h. 18
[5] Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Berbasis Kompetensi,,(Jakarta: Kencana Media Grup, 2006), h. 2
[6] Rusma, Manajemen Kurikulum, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), h. 3
[7]Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2004), h.5
[8]UU no. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 ayat 19
[9]Lukman Hakim, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: CV. Wacana Prima, 2007), h. 5
[10]M. Ahmad, Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Pustaka Stia, 1998), h. 103  
[11]Ibid
[12]Nana Syaodih Sukmadinata, Op.Cit., h. 103
[13] http//akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/22/komponen-komponen-kurikulum
[14]Nana Syaodih Sukmadinat, Op.Cit., h.111-112
[15] Rusydi Ahmad Tha’imah wa Kamil al-Naqah, Op.Cit., h. 90
[16]Ibid., h. 125
[17]Ibid., h. 125-126
[18]Ibid., h.126
[19]Ibid., h.127
[20]Ibid., h.127-133
[21] Muhaimin, dkk., Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada Sekolah & Madrasah, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008), h. 2
[22]Permenag  no. 2 tahun 2008
[23] Ibid.
[24]Ibid.

Komentar

Postingan Populer